Kyuushoku: Kegiatan Makan Siang di Sekolah yang Membentuk Kemandirian Anak Jepang?
Halo semuanya,
Kali ini aku masih mau membahas tentang kehidupan anak-anak sekolah di Jepang, karena menurutku masih banyak keunikan dan perbedaan antara sekolahan di Jepang dengan negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Nah, apa lagi sih keunikan dari keseharian anak-anak sekolahan di Jepang? Selain yang udah aku bahas sebelumnya, kalian perlu ketahui, bahwa saat jam makan siang pun mereka sangat dididik dengan baik loh. Kegiatan makan siang di sekolahan ini dalam bahasa Jepang disebut kyuushoku/給食. Jadi, saat istirahat jam makan siang, mereka gak langsung makan atau jajan-jajan di luar, karena kalo di Jepang, memang di sekolahannya tidak ada jajanan ya gais seperti di Indonesia. Dan anak-anak SD juga tidak ada yang membawa uang.
Nah, kalau begitu gimana sih makan siang mereka di sekolah? Saat memasuki jam makan siang, yang pertama dilakukan anak-anak adalah menata meja mereka secara berkelompok, dan makannya harus bersama-sama. Jadi tidak ada yang boleh makan duluan, dan makan dengan meja terpisah sendiri gitu. Setelah itu, mereka meletakkan semacam alas kecil kayak sapu tangan gitu tapi modelnya lebih besar, untuk nantinya menaroh makanan mereka di atas alas kecil tersebut.
Source: The Guardian
Hal ini untuk tetap menjaga kebersihan di kelas ya. Nah, aku kasih tau dulu sebelumnya, di sekolahan Jepang itu setiap kelasnya terdapat piket. Salah satunya, piket bagian makan siang. Anak-anak piket makan siang pun bersiap-siap memakai topi, baju, dan juga masker yang biasa digunakan dalam dapur.
Source: Kyodo News
Hal ini sekali lagi untuk menjaga makanan yang disajikan nantinya tetap higenis dan juga agar baju mereka tidak terkena noda makanan. Jepang memang sangat terkenal dengan kebersihannya kan? Lalu, anak-anak yang bertugas sebagai piket makan siang, mereka mengambil makan siang bagian kelasnya langsung ke dapur sekolahannya. Di dapur, petugas dapurnya nanti langsung ngasih makanan yang berada dalam wadah besar ke anak-anak piket tersebut, setelah itu anak-anak tersebut langsung membawanya dengan tangan mereka sendiri sampai ke kelas mereka.
Nah menarik bukan? Sampai jumpa diartikel berikutnya!
Comments
Post a Comment